Kerasnya Hidup di Kota

Aiih
Matahari terik mulai menyalak
Para atasan mulai jadi garang dan galak
Siap menerkam siapapun yang yang berontak
Hingga rambut jadi tipis dan botak

Aiih
Kususuri kota ini
Demi sesuap nasi
Tak pernah lelah aku berlari
Walau kadang harus melalui duri-duri

Kurang Makan itu Lapar

Cacing-cacing melilit usus
Meraung-raung bagai binatang jalang
Dasar cacing-cacing kurang makan

Perutku jadi lapar
Tanganku jadi lemas
Kakiku jadi kaku
Kepalaku jadi pusing

Wajahku pucat pasi

Huaaah,,,
Hari ini seperti hari kemarin
Stok makanan habis
Puasa lagi deh (T_T)

Kaki-Kaki yang Telanjang

Di bawah terangnya sinar bulan purnama

Di atas pasir putih pantai nyiur kelapa

Kami berpesta bersama

Menikmati indahnya malam

Angin pantai mengibarkan baju-baju kami yang longgar

Menyibakkan kami untuk saling berbagi suka cita

Keramaian tercipta dengan menggelora

Para pemain bola api beraksi untuk beratraksi

Para musisi mengalunkan musik penuh irama

Kamipun menyanyi bersama

Menari-nari dengan kaki-kaki kami yang telanjang

Di Antara Buku Baru dan Bantal Baru

Sore ini aku jalan-jalan ke toko buku
Di rak tertulis "BESTSELLER"
"Hmmm, pasti buku yang ada disini menarik untuk dibaca" pikirku

Aku pilih, aku beli, dibungkus dan aku bawa pulang

Buku yang kubeli barusan cukup tebal
Setebal buku Harry Potter karya JK. Rowling

Aku duduk
Aku buka bukuku untuk pertama kalinya
Aku lewati bagian kata pengantar dan daftar isi
Dan aku mulai membaca halaman 1

Di halaman 1, aku hanya diam dan tercengang
Baru aku sadari buku ini berbahasa inggris
Dan you know what, aku payah untuk mata pelajaran bahasa Inggris

Ya udah, aku tidur dan buku itu kujadikan bantal

Kecebong Puber

Dulu warna kulitku hitam
Dulu tubuhku kecil nan imut
Dulu aku hanya kepala dan ekor
Dulu aku hanya bisa hidup di air

Tapi itu dulu
Kini, semua terasa berbeda

Kini warna kulitku berubah menjadi hijau
Kini tubuhku berubah menjadi besar
Kini aku punya kepala dan tubuh, tapi ekorku hilang
Kini aku bisa hidup di dua alam, air dan darat

He..he..
Kini panggillah aku sebagai sang kodok
Akulah sang kodok yang hobi ngerak-ngerok
Akulah sang kodok temennya sang bangau

Gadis Manis di Tanah Lapang

Gadis itu berlari dengan riang
Di tengah hijaunya tanah lapang
Bersama Fiko, anjing kecilnya

Panasnya terik tak ia hiraukan
Ia tetap bermain dengan girang
Hingga berpeluh-peluh

Tiba-tiba kulihat dia berhenti
Dan berjalan ke pohon beringin yang sangat besar
Dia duduk berteduh, tangannya yang lembut mengelus bulu-bulu si Fiko

Menangis... saya yakin ia menangis

Air matanya yang bening membanjiri wajahnya yang cantik
Ia rindu akan ayahnya yang sudah tiada karena kecelakaan pesawat
Kasihan dia, dia tidak tahu bahwa ayahnya selalu memperhatikannya
Ya, benar, gadis manis itu adalah putriku

Kecelakaan Jalur Angker

Merinding aku

Serpihan kaca bertebaran
Besi-besi penyok tak beraturan
Darah segar berceceran
Banyak Nyawa Tak Terselamatkan

Bekas tabrakan maut di jalur angker

Bersin itu Flu

Turbin berputar
Menggiring udara bergejolak
Menghembuskan angin ke liang rongga ruang
Perlahan tapi pasti, terus melaju ke arah tubuhnya yang telanjang
Kulitnya yang putih dan mulus tertiup angin yang cukup kencang

Haacchiii,,,
Si gadis manispun bersin
Tak sampai satu detik, bibirnya yang lentik bergetar
"Uuuf, kayaknya aku kena flu"